A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

13/08/13

INDONESIA dijajah (lagi) ?



Sebelum baca lebih lanjut, saya mau ngucapin Selamat Idul Fitri 1434 H. Mohon maaf kalau ada kesalahan yahhh. Mudah-mudahan belum telat, karena tidak ada kata terlambat untuk maaf-memaafkan kaann? ;))

Libur lebaran membuat saya jadi terlena dengan kebiasaan ngadem dirumah, kumpul keluarga, dan nonton TV. Tapi kebiasaan jadi nocturnal masih belum bisa dipulihkan. Untungnya acara TV semakin malam semakin bagus (saya jadi heran, kenapa acara bagus ditayangin malam-malam, justru acara gapen tayang pas prime time).

Saya barusan nyimak acara di Metro TV, kalau nggak salah judulnya “POLITIKA” semacam acara investigatif gitu. Saya memang nggak nyimak dari awal, tapi saya jadi tertarik ketika melihat ternyata yang dibahas adalah daerah perbatasan, kabupaten Kapuas Hulu Kal-Bar, tapi kecamatannya saya lupa hehe. Spesifiknya lagi membahas tentang pendidikan.

Awalnya saya kagum karena gambar yang saya tangkep pertama kali adalah sebuah sekolah dasar yang gede banget dengan fasilitas lengkap dimana siswa-siswi disitu dibebaskan dari biaya sekolah, bahkan ada asrama khusus siswa yang rumahnya jauh dan khusus pengajar agar tetap merasa nyaman meski mengabdi di perbatasan,  serta  bagi siswa berprestasi dijamin akan memperoleh pekerjaan. Wuih keren banget pemerintah Kapuas hulu. Tapi saya jadi geleng-geleng kepala ketika melihat bendera yang berkibar ditengah lapangan bukan bendera Indonesia, melainkan bendera Malaysia, bro. #OUCH.

Siswa-siswi sekolah itu banyak yang berkewarganegaraan Indonesia. Orangtua mereka tentu dengan suka hati anak mereka mengenyam pendidikan disana, gratis ini. Masa depan terjamin. Fasilitas memadai. Kualitas jangan ditanya. Sekolah gratis milik Malaysia ini tentu saja bagaikan hujan di musim kemarau panjang,  memuaskan dahaga akan ilmu dan impian masa depan yang cerah. (Tsaelah). Disaat kualitas pendidikan negara asal yang carut-marut, kemudian muncul Negara tetangga yang menawarkan pendidikan kualitas tinggi plus imingan masa depan. Kesempatan emas yang tampaknya tanpa resiko ini jelas saja menjadi pilihan. Interview dengan seorang pemuda yang sudah berpindah kewarganegaraan menjadi Malaysia mengatakan bahwa ia bukannya berkhianat dari Indonesia, tapi ini adalah pilihan yang tentunya akan memperbaiki kehidupannya. 

Pemandangan ironis terlihat sekolah yang berada di kecamatan perbatasan itu. Siswa-siswi Indonesia yang memilih untuk tetap bersekolah di Negara-nya, rela menempuh jalan sekitar 6 km BERJALAN KAKI ke sekolah tersebut, melewati jalan yang berbukit-bukit. Setelah sampai sekolah, PENGAJARNYA sering MANGKIR. Bayangkan. Udah capek-capek naik turun bukit setiap hari ke sekolah, eh nggak ada guru (hmm, kalau murid di perkotaan sih seneng nggak ada guru). Alasan guru yang mangkir adalah karena perjalanan dari rumah ke sekolah yang begitu jauh dan sulit. 

SEANDAINYA JIKA di Indonesia ada sekolah gratis serupa di Malaysia, tentu alasan-alasan tadi nggak berlaku lagi. Ada asrama guru, jadi guru nggak mungkin bisa mangkir ataupun telat. Ada juga asrama murid, jadi nggak perlu lagi jauh-jauh naik turun bukit setiap hari. Ada jaminan pekerjaan untuk yang berprestasi, semua murid pasti akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, kualitas mereka pun akan meningkat. Kalau kualitas SDM sudah baik, Kapuas Hulu juga bisa maju karena pemudanya. Bukan nggak mungkin, Indonesia juga semakin maju dan terdepan.

Indonesia hampir 68 tahun lho merdeka. Dulu pahlawan kita berjuang mati-matian agar Indonesia ini merdeka. Tugas kita sekarang mempertahankan kemerdekaan ini. Pahlawan pasti sedih liat kondisi Indonesia saat ini, karena KITA TERNYATA TERJAJAH LAGI. Memang tidak dengan perebutan dan pendudukan wilayah, memang tidak dengan senjata, memang tidak dengan perang. Tapi dengan cara yang lebih halus namun menusuk lebih tajam. Dampaknya longterm. Karena yang dijajah adalah SDM terbaik Indonesia.

Salah satu triknya ya itu tadi, lewat sekolah gratis. Jaminan pekerjaan bagi siswa berprestasi. Pekerjaannya dimana? Jelas saja di Malaysia, karena sekolah gratis itu milik Malaysia. Syaratnya? Harus berpindah kewarganegaraan menjadi warga Negara Malaysia. Murid-murid berprestasi, SDM-SDM unggul Indonesia, bekerja untuk memajukan di Negara lain. Sayang sekali, kan?

Saya pribadi tidak menyalahkan mereka yang berpindah kewarganegaraan, karena saya juga membayangkan bagaimana jika saya berada diposisi itu. Dihadapkan dengan 2 pilihan, pilih hidup dengan keterbatasan dan ketidakpastian di Negara sendiri , atau hidup berkecukupan dan terjamin di Negara orang? Tentu saja saya pilih yang kedua. Sekarang bagaimana caranya saja agar ada pilihan ketiga : hidup berkecukupan dan terjamin di Negara sendiri, INDONESIA. Tugas pemerintah dan kerjasama warga Indonesia.



Selamat Hari Kemerdekaan RI ke – 68, Indonesia-Ku.

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<