A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

10/01/15

Stand By Me Doraemon

Siapa tak kenal Doraemon, robot kucing berkantong ajaib yang datang dari masa depan. Dulu waktu jaman-jaman masih imut dan polos, tiap hari Minggu nggak pernah ketinggalan nonton serial Doraemon ini di RCTI jam 7.30 pagi. Semakin besar udah semakin jarang nonton, bukan karena nggak suka, tapi karena semakin.....sulit bangun pagi...emm.
Stand By Me Doraemon

Serial Doraemon yang setia selama puluhan tahun menceriakan Minggu pagi anak-anak ini pun akhirnya harus berakhir. Episode terakhir Doraemon difilmkan dengan judul "Stand By Me Doraemon (Tetaplah Bersamaku Doraemon)". Dari judulnya aja aku udah nangkep kalau film ini temanya perpisahan dan pastinya akan bersuasana sedih. Aku yang paling nggak tahan dengan tema perpisahan, sudah siap sedia dengan segumpal tissue sebelum nonton film ini.

Awal film menceritakan tentang pertemuan pertama kali antara Nobita dan Doraemon (yang selama ini kayaknya nggak pernah diceritain di serialnya). Nobita adalah anak yang pemalas, nilai-nilai ujian di sekolahnya selalu hancur, sering di-bully, dan terobsesi dengan Shizuka, teman ceweknya. Karena sifatnya ini, kehidupan Nobita di masa depan pun menyedihkan, dia terlibat hutang dan menyusahkan keluarga dan keturunannya. Maka dari itu, keturunan Nobita generasi keempat (namanya Soby) datang dari masa depan. Ia berniat mengubah nasib Nobita di masa kini agar dirinya tidak kesulitan di masa depan. Soby membawa serta Doraemon yang ditugaskan untuk membantu Nobita. Doraemon diprogram untuk tidak dapat kembali ke masa depan lagi sebelum berhasil membuat Nobita bahagia. Program diaktifkan dengan menekan hidung Doraemon (barutau, ternyata itu fungsi hidungnya). 

Meskipun awalnya ogah-ogahan, Doraemon menemani dan membantu hari-hari Nobita dengan alat-alat ajaib yang dikeluarkan dari kantong ajaibnya. Mulai dari urusan sekolah, urusan perkelahian dengan Giant dan Suneo, sampai urusan Shizuka. Tapi karena keseringan dibantu, Nobita jadi "ngelunjak" dan pengen segalanya serba instan. Peristiwa yang jadi titik baliknya yaitu saat Nobita memaksa Doraemon untuk mengeluarkan alat yang dapat membuat Shizuka menyukainya. Tapi karena ada kesalahan, Shizuka justru tergila-gila sama Dekhisugi. Saat Shizuka menyatakan perasaannya kepada Dekhisugi, dia menjawab kira-kira begini "Aku juga menyukaimu, tapi aku tak ingin bergantung pada alat". Boom! Nobita pun akhirnya sadar bahwa perasaan nggak bisa dipaksakan. Sejak saat itu ia berusaha untuk nggak bergantung pada alatnya Doraemon. Ia belajar mati-matian untuk ujian, demi membuat Shizuka kagum. Tapi ternyata ia masih juga gagal dan akhirnya hampir menyerah dan berhenti untuk memperjuangkan Shizuka. Doraemon pun berusaha untuk menyemangati Nobita, ia mengatakan Nobita masih bisa mengubah masa depannya jika mau berusaha. Hingga akhirnya Nobita berhasil, ia "mengintip" masa depannya (Nobita dan Shizuka menikah!) dan merasa amat sangat bahagia. Pada titik itu lah misi yang diprogramkan pada Doraemon selesai. Doraemon akan segera kembali ke masa depan dan meninggalkan Nobita untuk selama-lamanya.. 

fiuhh..

Kalau yang ku dengar dari teman-teman dan juga beberapa review di internet, rata-rata dari mereka mengatakan film ini mengecewakan. Entah mengecewakan dari segi mana, tapi untuk sisi sedihnya sih menurutku dapet banget. Aku pribadi ngerasa sedih sesedih-sedihnya sepanjang nonton film ini. Taraf sedihnya tuh hampir setara dengan film Hachiko, yang juga tentang perpisahan (yang ku nobatkan sebagai the saddest movie ever disini). Berawal dari perjuangan Nobita membuat Shizuka kagum aja udah bikin sedih, mungkin ini faktor terbawa perasaan. Perasaan menyukai seseorang dalam diam dan tak tergapai, halah. Ditambah lagi keputusasaan Nobita. Lalu peristiwa perpisahan Nobita dengan Doraemon. Ah, air mata ini tak dapat terbendung lagi.

Kalau dari segi cerita, kayaknya ini film bukan ditujukan buat anak-anak. Soalnya Nobita disini amat-sangat terobsesi dengan Shizuka sampe udah mikirin tentang pernikahan. Mungkin sasaran film ini adalah anak-anak jaman dulu, yang mana sekarang udah pada berumur. Ada juga review yang bilang ceritanya nggak masuk akal, Doraemon diprogram untuk nggak bisa kembali ke masa depan sebelum Nobita bahagia, tapi kok mereka bisa jalan-jalan ke masa depan? Ah, yaudah sihhh... 

Intinya, film ini pas banget kalau dimaksudkan sebagai episode terakhir. Episode perpisahan, ya jelas harus sedih lah. Tapi tenang, nggak melulu sedih sih, banyak humornya juga. Ditunjang dengan animasinya yang udah 3D, ekspresi-ekspresi yang lucu, suara, bahasa, serta intonasi bikin makin terasa humornya. Pesan terbesar dalam film ini yang kutangkap adalah : apapun yang kita lakukan saat ini, akan sangat menentukan masa depan kita. Buat yang masa kecilnya dibahagiakan oleh Doraemon tiap Minggu, this movie is worth to watch!

Sudahkah anda nonton Stand By Me Doraemon? :D

(P.S. : Maafkan aku karena nonton ini secara ilegal, salah sendiri nggak ada di XXI, cuma ada di blitzmegaplex. Udah tau disini cuma ada XXI, satu-satunya lagi, mahal lagi. lah jadi curhat)

(Spoiler : Happy ending, Alhamdulillah)

08/01/15

Relatif Tidak Disukai

Aku baru-baru ini menyadari sesuatu yang sesaat lagi akan kuceritakan kepadamu. Sesuatu ini terkadang amat mengganggu pikiran. Mulut ini diam, namun hati berteriak ingin berontak. Apa sih ah.

bisik bisik tetangga (sumber)
Jadi begini. Kita semua pasti sepakat bahwa setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tentu teman-temanmu pun karakternya berbeda-beda. Ada yang kalem ada juga ada-ada aja kelakuannya. Sayangnya, namanya juga hidup, kita nggak bisa maksain orang lain untuk suka sama kita. Pasti ada aja yang nggak suka. Hal yang bikin nggak suka bisa dari hal-hal remeh kayak cara bicara, cara jalan, sikap sampe hal-hal langka kayak kebiasaan nelan permen karet yang terbuat dari ban dalam bulldozer. Hehe. Macem-macem deh.

Nah, sesuatu yang baru kusadari adalah  ternyata sejak dulu aku berteman baik dengan orang-orang yang 'relatif tidak disukai' oleh orang kebanyakan. Kok bisa tau? Iya, jadi saat aku berteman dengan orang lain, mereka ini membicarakan betapa mereka tidak menyukai temanku yang 'relatif tidak disukai' ini dengan berbagai alasan. Mereka mungkin lupa kalau aku berteman baik dengannya, makanya woles aja pas cerita. Ataupun kalau ingat dan sengaja pengen tetap cerita, biasanya dibarengi dengan kalimat semacam, "eh iya lupa ada temennya disini". Saat itu aku cuma bisa diam, terus pergi. Rasanya campur aduk. Orang yang nggak punya masalah apa-apa dengan kita harus ngalamin omongan belakang punggung yang menyakitkan kayak gini. Suka nggak ngerti kenapa mereka segitu bencinya, apa sih salahnya? Sedih juga kalau dipikir-pikir, mungkin aku cocok berteman dengan orang yang 'relatif tidak disukai' karena aku termasuk dalam golongan itu. Siapa yang tau kan? :)

People always have something to say
Apapun yang kita lakukan, sebaik apapun bersikap, selalu ada celah buat jadi bahan komentar orang lain. Jadi ya siapin mental baja aja untuk bertahan hidup. Dunia ini keras bung! Kalo lembek mah onde onde! Tul nggak?!

Realistis

This gonna be the first post ever at tu tauzen en fiftiiiin *goyang bang jali*
sumber

Awal tahun gini sih mainstream-nya ngomongin resolusi. Apa itu resolusi? Re = pengulangan. Solusi = ya...solusi. Jadi resolusi adalah solusi yang diulang-ulang. #gagalpaham

Makin nambah umur, makin nggak berani mengharapkan yang tinggi-tinggi. Rasanya cukup yang realistis-realistis aja dan memungkinkan untuk digapai. Gak masalah kalau kamu punya harapan tinggi, asalkan kamu tau apa yang harus kamu lakukan untuk menuju kesana. Intinya sih, kalau aku sekarang udah nggak bisa lagi deh ngarep buat jadi the next asia's top model...hiks #muntahberjamaah

Jadi apa dong harapan realistis buat Tahun 2015 ini? Simpel aja sih, cuma pengen lulus kuliah, kerja dan berpenghasilan sendiri... Hidupku mainstream banget ya. Ntar kalau udah duitnya buat traveling ke seluruh pelosok tanah air (efek iri liat foto-foto traveling punya teman-teman). Tapi kalau traveling mungkin tidak di tahun ini. Mungkin tahun depan. Atau tahun depannya lagi. Bareng kamu~ Iya... Kamoeh. #wuek

Kalau kamu punya harapan yang lebih membahana dari punyaku? Atau sama seperti ku? Hmm.. mungkin kita jodoh.



All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<