A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

25/02/14

"Pengemis" Followback (on Twitter)

'Follback?'
'Hi, follback ya. Tq'
'Follback dong'

whoooo the heeelll areee yoouuuu?!
Whyyyy should I follow youuu baaackk?!

http://4damelane.ie/wp-content/uploads/2013/08/Twitter-Logo.jpg
Yeah, meskipun bukan artis, ternyata ada aja ya yang minta followback. Padahal, yang namanya follow/followback kan adalah sebuah hak, jadi hak kita dong mau ngikutin isi twit dia atau nggak. Kadang-kadang suka bingung, harus ngerespon gimana mention kayak gitu. Tanpa babibu tiba-tiba minta follback. Pernah suatu ketika mengabaikan mention semacam itu, eh nggak lama ditagih follback-nya ._. Mau nggak mau deh, daripada dikatain sombong nan arogan. Padahal kan aslinya baik hati nan penyayang. Setia lagi *lah*. Karena keseringan mengabulkan permintaan followback, jadilah TL semacam negeri antah berantah, berasa kesasar dirumah sendiri. Udah nggak kenal, nyampah lagi!

Emang kenapa sih harus followback? Padahal kan kita nggak minta difollow, ya? Mungkin biar followernya nambah kali ya. Jadi keliatannya orang beken. Padahal sih, nggak ada tuh korelasi antara jumlah followers dengan tingkat kebekenan seseorang. Buat apa followers banyak tapi hasil 'mengemis', bahkan bukan orang beneran tapi robot (hasil autofollow). Sistem autofollow muncul saking tingginya tingkat keinginan pengguna twitter untuk mendapat followers banyak. Robot-robot twitter dengan username parodi artis/public figur dan akun berfoto telur pun bisa otomatis memfollow sampe angka followers jadi ribuan. Ada juga yang namanya 'team followback'. Kalau ada tiba-tiba akun bule ngefollow, bisa jadi dia bagian dari team followback atau dia pake autofollow. Nggak ngerti deh gimana detilnya sistem ini bekerja. Ini cuma berdasarkan pengamatan aja sih. (Konon selebtwit berfollowers banyak awalnya melakukan ini). Saking berharganya jumlah followers, sampe ada jual-beli followers! Nowdays, everything is bussiness...

Hey chilies (read: cabe-cabean) who really addicted by using sosnet, get a life! Dunia nggak sebatas ibu jari. Jangan cuma biar diakuin sebagai orang beken terus harus punya followers banyak. Kecil-kecil udah kayak pejabat aja hobi pencitraan. Coba kita balik deh, mending jadi artis dulu (atau berkarya), pasti ntar followers nambah sendiri. Rasanya difollow orang karena respect karya kita pasti lebih prestisius ketimbang difollow orang-orang 'terpaksa' atau 'nggak sengaja' (akibat autofollow).

Aku pribadi sih, ngefollow/followback akun orang/ akun dengan alter name itu dengan 2 alasan : emang kenal (minimal tau) orangnya, atau twit dari akun tsb retweet-able. Just that simple. Berarti kalo pengen kenalan gak boleh dong? Bolehhh tapi kan caranya bukan dengan mention 'follback?', lah kita kan jadi bingung ini kenapa tetiba minta followback. Itu tuh rasanya kayak tiba-tiba diseret dan dipaksa dengerin orang merepet, padahal akunya nggak mau ._.

http://www.socialblabla.com/wp-content/uploads/2012/08/twitter-2200x800.jpeg
Demikianlah curahan hati seorang pengguna twitter yang terpaksa ngefollow orang antah berantah. Mungkin suatu saat nanti diberi rasa tega untuk memblock satu persatu. Semoga kita bisa lebih bijak dalam memanfaatkan kemudahan akses media sosial.

Follow me : @afria_K_  *lah ujung-ujungnya promo*

18/02/14

Turun Tangan Pontianak in Action!

Beberapa bulan yang lalu, saya tergabung dalam sebuah gerakan yang skalanya se Indonesia, yang seluruh anggotanya bergerak atas dasar percaya dan optimisme terhadap seorang tokoh, Anies Baswedan. Ya, saya adalah salah satu relawan Turun Tangan, khususnya  region Pontianak (@TurunTanganPTK). Siapa Anies Baswedan? Apa itu Turun Tangan? Come on, ini 2014, jangan malas buat cari info. Cek aniesbaswedan.com dan turuntangan.org serta relawan.turuntangan.org untuk melihat tulisan-tulisan relawan, saya pikir disana sudah sangat bisa menjawab pertanyaan itu.

Tidak hanya urun angan, tapi Turun Tangan!
Bagaimana awalnya saya bisa 'tercebur' dalam gerakan ini? Takdir, saya rasa. Karena ceritanya seperti kebetulan. Saya memang seperti terarahkan untuk sampai disini. Tapi keputusan bergabung sesungguhnya itu butuh pemikiran juga. Gerakan berbau politik yang notabene mendukung seorang tokoh menjadi presiden, dan itu bukan main-main. Saya dulu buta sama sekali tentang politik, sekarang pun masih dalam proses belajar. Yang saya tau, politik itu licik. Makanya saya takut diperalat. Tapi, ketika saya menggali lebih banyak tentang siapa Anies Baswedan, mengapa ia ingin menjadi presiden, apa visi misinya, dan apa itu Turun Tangan, maka saya menyimpulkan, ini gerakan yang luar biasa!

Jadi, ada seorang tokoh yang diminta untuk mencalonkan diri menjadi presiden,kemudian beliau menyanggupi. Namun beliau tidak 'nampang' di media ataupun baliho. Bagaimana mungkin masyarakat tau bahwa ia layak jadi presiden? Kemudian terbentuk lah suatu gerakan dukungan, yang isinya adalah orang-orang tulus dan ikhlas mendukung tanpa dibayar, karena mereka tau, yang didukung adalah orang yang tepat (dengan track record bisa dibilang tanpa cacat). Mereka mendukung dengan cara yang berbeda, mereka turun tangan langsung membantu permasalahan yang terjadi di negeri ini, bencana, pendidikan, kebersihan, maupun aksi-aksi lain,tidak sekedar bicara, tidak sekedar urun angan, tapi turun tangan. Ini yang menggugah hati saya. Seorang tokoh bisa menggerakkan 10.000 lebih orang dan sebegitu banyak orang bisa menaruh rasa kepercayaan tinggi kepadanya, rela turun tangan untuk melakukan aksi nyata. Betapa sistem yang mengagumkan, saya merinding tiap melihat aksi relawan Turun Tangan yang begitu semangat dan ikhlas...

Disinilah saya, aksi kami di Turun Tangan Pontianak memang tidaklah besar, belum cukup untuk mengubah Pontianak semaju kota-kota di Pulau Jawa, belum cukup untuk mengembalikan hutan yang telah hilang, belum cukup untuk menyelesaikan kasus human trafficking. Tapi saya percaya, perubahan besar selalu bermula dari hal yang kecil. Maka kami lakukan apa yang kami bisa dan mampu. Inilah aksi kami : City Clean Up di Taman Alun Alun Kapuas Pontianak.

Ini adalah kali kedua kami melakukan city clean up (bagi saya yang pertama). Memang benar,sudah ada petugas kebersihan. Memang benar, tempat sampah sudah disediakan. Tapi, yang terlihat di lapangan adalah, begitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, bahkan tempat sampah tidak sampai 3 meter didepan mereka. Maka, inilah sesungguhnya visi kami, bukan hanya membersihkan kota dari sampah, tapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat atas kebersihan kotanya sendiri.

Inilah yang terjadi. Kami berseragam merah, memang tidak dengan kuantitas yang banyak, tapi semangat kami menggebu-gebu. Beraneka ragam tanggapan orang, ada yang bingung, bertanya-tanya, mengapresiasi (bahkan mendoakan agar kami dapat pahala), dan ada yang ikut turun tangan membantu memungut sampah. Ini yang membuat saya pribadi tersentuh. Mulai dari anak-anak hingga dewasa, turut bergerak memungut sampah disekitar mereka. Saya tersentuh karena ternyata aksi ini menular. Kami semua berharap agar sejak hari itu, siapapun disana yang ikut dan melihat aksi ini, ketika akan membuang sampah sembarangan mereka akan ingat ini, dan kemudian mengurungkan niatnya.

Secara kebetulan (atau telah digariskan), saat kami melakukan aksi, sedang ada orasi dari sebuah ormas. Orasi itu benar-benar semacam soundtrack bagi kami, entah apa yang diteriakkan, tapi orasi itu mengiringi dari awal hingga akhir aksi kami. Orasi ormas bubar, meninggalkan jejak berupa sampah yang terhampar. Mereka seperti memberi kami pekerjaan lembur. Kami bergerak maju ke depan pentas bekas orasi, memunguti 'peninggalan' mereka yang ironisnya baru saja berbicara tentang INDONESIA dengan lantangnya, kemudian kami biarkan orang-orang berspekulasi. Ini seperti setali tiga uang...

Turun Tangan Pontianak in Action!
Begitulah aksi kami, kecil namun semoga bermakna. Indonesia butuh lebih banyak orang yang mau beraksi nyata untuk membawa perubahan bagi Indonesia yang lebih baik. Mari kita sama-sama turun tangan, bahu membahu,bergotong royong untuk mewujudkannya :)

Mission completed. Sampai jumpa di aksi berikutnya. Salam pejuang!

Last but not least...
http://aniesbaswedan.com/inspirasihttp://aniesbaswedan.com/inspirasi

http://aniesbaswedan.com/inspirasi


15/02/14

Hobi Lama yang Entah Kemana

Di masa kecil kita mampu menyerap banyak hal, mengamalkan banyak hal, mencari tau banyak hal, baik positif maupun negatif. Dengan sebegitu ngaruhnya banyak hal di masa kecil kita, orang tua pasti sebisa mungkin memastikan 'banyak hal' yang bersinggungan dengan kita adalah hal yang positif. Makanya beliau selalu mencontohkan dan menanamkan hal baik pada diri kita. Termasuk hobi.

Hobi yang ditanam orangtua ku jaman kecil dulu adalah membaca. DULU aku sukaaaaaa banget baca. Apapun aku baca. Majalah bobo, novel anak-anak, komik, cerita rakyat, pokoknya apapun yg disodorkan sama orangtua. Orang-orang di sekeliling sampe banyak yang nyumbangin komik dan buku buatku. Hehe. Posisi rumah yang jauh dari sumber buku (re: pasar), bikin aku sering kehabisan stok bacaan. Kalau udah gitu, ya ngulang baca aja sampe hapal. Tapi nggak masalah, aku tetap suka! TAPI ITU DULU.

Sekarang? Boro-boro.
Entah knapa itu hobi semakin kian memudar seiring pertambahan usia... Sayang banget ya. Padahal buku untuk seusia ku pasti banyak yang bagus-bagus. Tapi entah kenapa, malas gitu. Kalau dulu suka kehabisan stok, eh sekarang stok malah tumpeh tumpeh. Maksudnya, ya ada beberapa buku yang bahkan belum tersentuh. Pemandangan langka di masa kecil. Buku hadiah dari twitter @rumah_perubahan aja belum kebaca, aku yakin itu buku bagus. Judulnya Si Karnoe (mungkin akan ku review dalam waktu dekat). Dulu excited nungguinnya, sekarang setelah datang, kenapa nggak kebaca? Hmm. Nggak sempat? Halah alasan. Intinya sih tetap aja malas.

Orangtua ku yang udah menanam hobi baca dulu, mungkin kecewa ya karna tanamannya malah nggak aku rawat :( Kalau gitu aku harus tanam ulang nih. Tanam ulang hobi baca. Siapa tau buahnya (re: hasilnya) bisa bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara *halah.

Dulu aja bisa ngabisin novel Harry Potter dalam beberapa hari, masa' ngabisin satu buku (yang tak setebal harpot) sekali seminggu aja nggak bisa? Hmm.

(Selain baca buku, baca Quran alias ngaji juga udah jarang, beda banget sama dulu)

Apaaa yang terjaadiiii?? Aaaaakkk.
Bye.

01/02/14

[Review]: COMIC 8 the Movie (sotoy)

Taa-daaaa~~~!

Tulisan kali ini adalah sebuah review untuk film yang lagi nge-HITS banget, lalu-lalang di twitter sampai acara lalala-yeyeye (ya…namanya juga promo), film itu tak lain tak bukan adalah…. COMIC 8!!!

Yup, the power of advertisement, berhubung promonya yang wara-wiri, terpanggillah hati ini untuk ikut menyaksikan film yang konon genre-nya nggak umum, yoi bro, genre-nya Action-Comedy! Kebayang kayak apa? Pukul-pukulan tapi sambil ketawa ketiwi gitu ya, kayak OVJ dong? Lah… itu mah bedaaa…

Jadi, film apa sih itu COMIC8?
COMIC8 adalah film ber-genre Action-Comedy. Berawal dari sebuah aksi perampokan Bank INI (Indonesia-Netherland Incorporation, kalau nggak salah) oleh tiga kelompok perampok dengan misi yang berbeda-beda namun visi tetap satu jua, yaitu untuk membongkar brangkas dan membawa lari uangnya (yaiyalah, apalagi coba). Tiga kelompok ini memiliki latar belakang dan karakter (yang aneh-aneh) yang berbeda juga. Jadi antara tiga kelompok ini juga terjadi persaingan sehingga terjadilah yang namanya adegan baku tembak yang gak main-main (maksudnya kayak film-film Hollywood gitu). Sampailah ketiganya bisa akur karena mereka harus sama-sama melawan polisi dengan menyandera beberapa orang (yang juga aneh-aneh). Perampok dan polisi ini melakukan tawar-menawar yang sangat alot, dengan permintaan dari perampok yang juga aneh-aneh (bisa dilihat cuplikannya di trailer, ya ini memang film yang aneh-aneh). Apakah sudah kebanyakan spoiler nih daritadi? Oh…jelas…, jelas tidak spoiler sedikitpun. Karena hal yang bikin geleng-geleng kepala belum saya ungkapkan sedikitpun. Jadi, siapa sih sebenarnya tiga kelompok perampok ini? Siapa sih dalang perampokannya? Apasih motifnya? Kenapa sih Om Indro botak (eh)? Silahkan nonton lebih lanjut aja deh, karena kekuatan film ini terletak pada bagian ending-nya… J

Pemerannya siapa aja sih?
Judulnya COMIC8, jelas pemain utamanya ya 8 orang comic (Stand up comedian). Tapi sebenarnya bukan karena pemainnya 8 orang comic lantas dibuat judul demikian, tapi karena memang ada kaitannya dengan cerita (bakal ketahuan di ending). By the way, seingat saya sih pemainnya pake nama asli semua. 8 Comic ini ada Kemal Palevi, Ernest Prakasa, Fico, Babe, Arie Kriting, Mongol, Bintang Timur, Mudy Taylor. Karakternya unik-unik, aneh bin ajaib. Selain 8 pemain itu juga ada pemain lain tapi perannya penting, ada Nirina Zubir sebagai Kapten Polisi, Nikita Mirzani sebagai pegawai Bank, Pandji sebagai….ehm…dokter, Om Indro sebagai…..sandraan, ada juga Ge Pamungkas, Coboy Jr, Kiki Fatmala, Candil, yang turut meramaikan. Yang saya paling demen sih karakternya Ernest, wuidih…. Keren banget lah koh Ernest adegan tembak-tembakannya. Nirina juga pas banget meranin jadi Kapten yang serius dan tegas. Selain Ernest dan Nirina, saya pribadi juga suka karakter Pandji, meskipun scene-nya sedikit tapi ekspresinya itu bikin hacep.

Kelebihan film ini apasih?
Yang jelas sih, film ini beda, secara jalan cerita maupun pemain. Jalan ceritanya, mind-blowing gitu bro, beneran! Pemainnya, tentu saja ini film pertama yang melibatkan banyak comic. Dan juga genre film-nya yang berani nge-blend antara action dengan comedy. Film ini pun digarap dengan baik secara pengambilan gambar dan editing (hm…sotoy aja sih), iya soalnya salut buat backsound nya yang oke dan editan slomo-slomo tembak-menembaknya itu. Btw, film ini banyak slomonya, jadi bisa liat detil peluru-peluru yang keluar dari senapan secara dramatis, huehehe. Yah pokoknya film ini semacam gebrakan baru lah di industri perfilman Indonesia, berani lawan arus dan anti-mainstream gitu lah…

Kekurangannya, ada nggak?
Kalau dari pandangan sotoy saya sih, tentu ada kekurangan. Kita mah jujur aja ya. Dari awal ke tengah film, saya merasa sepertinya pemain kurang dapet acting-nya, ntah karena pengalaman pertama di film, atau memang naskah yang cenderung biasa aja, kalau bahasa gaulnya tuh kurang hacep lah. Dialog-dialog di awal terdengar cenderung dipaksakan untuk lucu, mungkin memang lucu untuk yang sudah tahu bagaimana karakter mereka kalau lagi Stand up, tapi buat yang barutau saat itu? Hmm.. I don’t think so. Awal-awal juga saya agak bingung, ini begimane sih alurnya dari sana kesono, sini kesitu, ehh…pas ke beberapa menit akhirnya ngerti juga (atau emang dasarnya aja yang rada telmi). Soalnya alurnya nggak kayak biasa sih… Keren. Dari tengah kebelakang, ini film baru keliatan kerennya…(lah ini kan lagi ngomongin kekurangan ya)

Ada pesan buat yang belum nonton?
Ohiya…. Bakso satu nggak pake tauge.
Eh, serius deh…  Jika anda pengen tau film Indonesia yang nggak biasa-biasa aja, silahkan nonton. Jika anda ingin memajukan industry perfilman Indonesia tanpa harus bikin film, silahkan dukung karya anak bangsa dengan tonton film ini secara legal, yaitu di bioskop ataupun lewat DVD ori (sok banget daaah, tapi ini serius lho). Satu lagi, jika anda menonton film, film apapun itu, berhentilah menebak-nebak jalan cerita, ikuti sajalah alurnya, biar seru… Gitu. (Trailer Comic8 klik disini)

Ada pesan terakhir?

Mukegile lu….

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<