A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

17/03/15

SUN 7 : WIN7ER (Abdur dan Bintang Timur)

Udah lama rasanya nggak ngomongin Stand Up Comedy, terakhir itu waktu nonton PARTY LAUGH. Iya, emang udah jarang nonton beginian. Rasanya event-nya juga semakin jarang. Sekalinya ada, guest star-nya nggak sesuai selera, jadinya kan MLZ...

Hingga akhirnya, tanggal 24 Januari kemarin, komunitas @StandUpPTK ngadain event rutin SUN (Stand Up Nite) yang ke -7 bertajuk “WIN7ER” (bacanya winter, bukan winjer), dengan guest star Abdur Arsyad dan Bintan Timur. Waini.... paporit semua.

Kebetulan tanggal segitu adalah hari dimana saya ujian PKL sekaligus penutupan rentetan ujian semester ini yang begitu melelahkan, jadi timing-nya passsss banget. Ujian PKL yang cukup bikin ketar-ketir karena sistem-nya yang seperti ujian skripsi, ujian lisan di hadapan dua dosen penguji.

Sisa-sisa semangat setelah ujian PKL

Sorenya langsung terbang ke venue untuk penukaran tiket, YANG KATANYA, siapa yang nukar tiket lebih cepat, bisa pilih tempat duduk kayak di bioskop. Jadi, walau badai menghadang saat itu, saya dan seorang teman rela basah-basahan demi kursi yang dijanjikan itu (udah kayak caleg). Yah, maklumlah saya sebagai pemegang tiket kelas 2 juga pengen punya view yang setidaknya mendekati kelas 1. Wow, kami ternyata adalah penukar tiket pertama. TAPI NYATANYA, admin yang kemarin bilang sistem bioskop itu ternyata salah info, nggak ada sistem kayak gitu. Tetap aja sistemnya sistem rebutan kayak yang udah-udah. Bang, kamu bikin adek kecewa, bang... Celupin aku ke sisa kuah soto lamongan, bang!

Sudahlah, tiada guna bermuram durja. Malam itu bertekad datang on time ke venue. Walaupun tekad sudah bulat, tetaaap aja ada hal yang menghambat. Di pertengahan jalan, saya balik lagi ke rumah gara-gara tiket teman sepertinya ketinggalan. Eh tapi ternyata di rumah nggak ada! Saya coba hubungi dua teman saya itu, nggak ada satupun yang respon. Mungkin lai di jalan. Yaudah saya nekad pergi. Sampai di venue, ternyataaa...saya emang nggak pernah dititipin tiket, jadi apa yang saya cari selama ini. Aduh, saya emang gitu, kadang suka kelewat cerdasnya.

Untungnya acara belum di mulai. Sebelum open gate, ada semacam surprise gitu dari anak-anak komunitas. Mereka tiba-tiba perform ala-ala boyband. Duh! Tapi saya lagi di toilet. Jadi cuma liat ujungnya aja. Hehehe.

Setelah kelar menukar kupon dengan popcorn dan minuman soda (padahal saya lagi diet), kita pun masuk dan dapat view yang nggak jelek-jelek amat lah. Wow, panggung-nya so winter sesuai dengan temanya. Ada salju dari gabus dan kapas yang di dekor sedemikian rupa jadi berasa di kutub utara. Padahal mah tetap gerah.

Penampakan stage dari kursi tiket kelas dua dan henpon 3 mp


Dan setelah mengamati pangung, saya baru ngeh kenapa tajuknya WIN7ER, tak lain tak bukan karena sponsor utama-nya WINMILX *sengaja typo*. Pantesan, kenapa maksa banget bikin kota khatulistiwa jadi ala ala winter.

Show dimulai dengan aksi anak-anak komunitas dalam parodi yang sangat kocak, pemanasan yang pecah dan mampu membawa suasana. Yang paling saya ingat sih parodi Coke Bottle Anezmo yang miriiiiip pake banget! Dilanjutkan dengan 5 line-up dan 4 battle dari komika lokal. Damn! Progress komika lokal-nya berasa banget! Dari SUN-2 yang merupakan event yang pertama saya tonton, dibandingkan dengan SUN-7 ini rasanya sudah banyak kemajuan. Masing-masing komika punya ciri-khas dan sedikittt sekali nge-bomb nya. Nggak kayak SUN-2 dulu yang kebanyakan bikin ngerasa “aduh ini kapan selesainyaaa, guest star mana guest starrr”. Kalau sekarang, they’re deserved the stage lah pokoknya. Nggak malu-maluin. Hanya saja, saya rasa terlalu banyak sih. Lebih baik kalau yang battle tidak perlu ada, kalaupun ada ya line-up nya cukup 2 atau 3 komika aja. Soalnya, sampai di line-up ke 5 itu udah klimaks banget ditutup sama Meme Daeng, satu-satunya komika srikandi yang gesrek abis-abisan. Penonton udah cukup ketawanya, dan ketika masuk battle jadi keburu cape ketawa dan ngerasa, yaelahhh jadi anti-klimaks iniiih.

Sekitar jam 10 malam lebih dikit, Bintang Timur alias Bintang BT muncul! Dari kursi penonton! Ya ampun Bintang, rambutnya gitu-gitu amat kalau diliat secara lansung. Bintang yang notabene jebolan juara 1 street comedy season 2 ini memulai perform dengan bit rokok dan ASI. Bit yang familiar ini langsung memecah tawa penonton. Dilanjutkan dengan bit-bit yang sangat khas Bintang BT, pendek-pendek dan punchline menumpuk dimana-mana, apalah itu istilahnya. Dan ternyata bit andalan sekaligus favorit saya tentang remote tv dibawain saat itu! Wahhh, saya kira itu bit udah kadaluwarsa. Senang sih bisa dengar secara langsung, dan pecah banget. Ternyata itu adalah bit penutup dari Bintang BT. Well done, mas Bintang, well done! Medium rare! *loh*

Lanjut, guest star kedua sekaligus penutup, Abdur mamasayangeee! Abdur luar biasa energik padahal udah masuk tengah malam. Nggak kebayang gimana bosannya dia nunggu selama itu. Tapi sepertinya dia juga menyimak jalannya acara. Dia memuji komik-komik lokal, terutama Meme Daeng, yang dia nggak ngerti ngomong apaan dari awal sampai akhir (karena bahasa upin-ipin full version), tapi katanya dia menilai dari pecahnya ketawa penonton. Dan juga dari persona Meme Daeng sebagai ibu-ibu rumpi tukan ngomel, begitu luwes dan penuh percaya diri. Jarang ada komika cewe’ yang se-luwes itu, kata Abdur. Lah, jadi bahas Meme Daeng.

Abdur jebolan juara 3 SUCI season 4, komika yang terkenal dengan materi satir bernuansa protes dengan bumbu politik, malam itu juga melemparkan bit-bit nuansa tersebut. Semua juga tau, Abdur pendukung nomer satu saat pilpres, dan saya salut dengan sikap sportifnya. Abdur sempat menyenggol masalah kebijakan kenaikan harga BBM. Menurutnya, tidak kenaikan harga BBM tidak perlu terjadi kalau alasannya karena subsidi BBM tidak tepat sasaran. Polisi di Indonesia ini banyak, tugaskan saja dua polisi di tiap SPBU untuk memantau dan memastikan bahwa yang membeli BBM subsidi adalah oran yang berhak. Hmm, bener juga ya. Padahal saya juga penguna BBM subsidi L Nggak tau deh termasuk golongan berhak atau bukan, tapi kan...saya anak kos L *curhat*

Selain membahas yang berat-berat seperti itu, Abdur juga melemparkan bit-bit ringan seperti berat badan saya (lah, berat dong). Diantaranya, bit bioskop di papua cuma ada 4 (kalau nggak salah ingat), bit konser Agnes Monica yang sahut-sahutan dengan suara adzan, sampai yang paling saya ingat, bit alasan masuk Universitas Muhammadyah Malang dan latihan lift. Ngakak sekaligus miris, karena katanya itu true story :p Salut deh sama kaka Abdur yang sekarang study-nya sudah sampe S2, mantep!! Saya juga setuju dengan stetmen Abdur yang bilang kalau saat ini kita hidup di jaman membingungkan, dimana benar/salah itu sudah tidak jelas lagi batasnya.  Kemudian dia melanjutkan dengan bit lampu merah, dimana orang yang taat lampu merah malah di klaksonin orang lain dan dianggap bersalah.


Tiba di penghujung acara, ntah sudah jam berapa saat itu, tapi saya pulang dengan perasaan puas. Apalagi bisa took selfies with the guest starsss!
Bingung.. enyang mane enyang guest star??

bukan mbah dukun, abaikan jari bintang
Dan bonus foto sama kamil onte yang sekarang sudah tenar. Kasusnya sama seperti dulu di tahun 2013, doi yang minta foto.
Dapat popcorn berlebih karena pulang saat panitia mulai berkemas, iya, paling akhir.
P.S.
Ini seharusnya di post di bulan Januari. Semoga belum basi. #latepost.
Dan,....maaf.
Kali ini agak narsis.

12/03/15

Salah Jadwal

Kesalahan dalam melihat jadwal bisa menjadi pemicu atas masalah-masalah yang akan datang kemudian. Salah jadwal kendaraan, bikin kita terlambat sampai tempat tujuan, bahkan mengacaukan jadwal-jadwal selanjutnya. Salah jadwal piket kelas, bikin rugi karena mengerjakan kewajiban orang lain. Sampai salah jadwal Imsak, bikin kita harus bertindak bagaimanapun caranya untuk bertahan sampai maghrib, misalnya ngemil bakso sambil ngabuburit *lah!*

Ada suatu kejadian salah jadwal yang saya alami baru-baru ini, yang bikin KZL dan tengsin sekaligus, saya salah jadwal ujian!

Alkisah di suatu Jumat yang cerah, hari itu hari ke-empat ujian. Hari-hari sebelumnya jadwal ujian dimulai jam 15.00. Di kampus saya, semakin banyak jumlah semester anda, maka semakin sore lah jadwal ujian anda. Jadi hari itu saya sangat santai, bangun siang, nggak belajar karena kebetulan ujian hari itu bersifat open book. Bahkan saya baru mandi jam 13.00.

Tanpa firasat apapun, saya sempat mengganti Display Picture BBM dan chat sama seorang teman. Jam 14.00, saya berniat bergegas dengan gerakan slow motion karena mager-nya luar biasa. Tiba-tiba saya mendapati handphone dipenuhi BBM yang menanyakan saya dimana. WHAT? Kenapa nggak ujian. DOUBLE WHAT WHAT??

Oh my godness! Ternyata jadwal ujian hari itu jam 13.00. Beberapa teman menyarankan untuk menghadap dosen yang bersangkutan, yang kebetulan juga ketua panitia ujian. Nggak pake lama-lama lagi, saya pun langsung tancap gas ke kampus. Belum cukup penderitaan, sampai di kampus pun harus tahan di cengin teman-teman karena kejadian konyol ini. Sebelum bertemu dengan ibu dosen yang terkenal baik itu, saya berkonsultasi dulu dengan beberapa teman, apa yang harus saya katakan, jujur saja ataukah pake skenario mainstream : ban bocor di jalan raya yang tidak ada bengkel dan sekalinya nemu bengkel ternyata harus antre. Beberapa menyarankan opsi kedua, tapi lebih banyak yang memilih opsi kedua. Sebenarnya, dengan tampang saya yang polos ini, dosen bisa percaya-percaya aja dengan alasan saya. Sudah pernah terbukti soalnya, hehehe. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk jujur saja. Jujur tuh memang menyakitkan. *lho?*

Setelah ngumpulin nyali, saya pun masuk ke ruang dosen dan mendapati ruangan kosong kayak hati saya. Yaiyalahhh, ternyata sudah sore. Saya pun pulang dengan perasaan ketar ketir tak menentu. Saya punya pikiran terburuk, tidak bisa ikut ujian dan dapat nilai E. Dan untuk mengulang mata kuliah ini artinya harus menunggu di semester ganjil, artinya itu saat saya di semester 9. Mau lulus kapannn?

Akhirnya saya mengirimkan SMS ke ibu dosen yang intinya memohon maaf dan menanyakan bagaimana nasib saya. Tidak dibalas. Saya SMS lagi, dan di balas : "terlambat 15 menit saja tidak ada toleransi". DEG!. Ibu yang terkenal baik ini, balas sms saya seperti itu! Aihmatekkk. Nggak lama kemudian lanjutan sms tadi masuk, ternyata tadi belum selesai. "Senin temui saya untuk membicarakan hal ini". Ah, setidaknya masih ada yang bisa dibicarakan.

Singkat cerita, di hari Senin saya temui beliau. Walaupun harus merelakan diri ini kena omel, tapi pada akhirnya saya diperbolehkan ujian susulan saat itu juga di ruang dosen, dengan catatan : waktu ujian dikurangi 25 menit dan harus membuat makalah. Good. Jadi punya waktu 50 menit buat mengisi sekitar 8 soal kasus yang jawabannya panjang-panjang. Makasih, Bu. 

Ujian selesai dan beberapa minggu kemudian nilainya keluar. Emang baiknya Ibu dosen, ujian saya dapat 80. Ehehehehe.

Ternyata kisah ini belumlah selesai! Suatu hari saya mendapati nama saya masuk dalam 25 nama mahasiswa yang wajib menghadiri suatu pertemuan, tertanda panitia ujian. Wah, sudah pasti ini gara-gara si salah jadwal kampret nih. Dan ternyata benar, pertemuan itu untuk para "pelanggar" ujian. Salah jadwal dimasukkin kategori pelanggaran? Yang bener aje? Jenis-jenis pelanggaran yang terjadi itu ada mencontek, tidak membawa kelengkapan ujian, dan salah jadwal. Sampai di poin salah jadwal, apesnya hanya di poin ini yang pelakunya diminta untuk angkat tangan dan memberikan penjelasan. Double apesnya, pelaku salah jadwal yang hadir di pertemuan cuma saya seorang. Kampret kalian. Hasil dari pertemuan itu intinya saya mendapatkan SP atas perbuatan saya itu. SP. Surat Peringatan. Apa-apaan ini! 

Belum berhenti sampai SP, keesokan harinya nama-nama dan jenis pelanggaran saat ujian dipajang di mading informasi. Terimakasih banyak lho, bapak dan ibu. Jera saya.

Oleh karena itu, teman-teman pembaca semuanya, hendaklah kalian lebih teliti dalam melihat jadwal, jika tidak ingin keapesan-keapesan berikutnya datang menghampiri anda.

Uhlalaa~
Semester akhir saya pun diwarnai dengan kisah salah jadwal ujian yang berujung pada SP.


Only The Beginning

Setelah sebulan lebih tidak menyapa, kini saya hadir dengan status baru : Sudah seminar proposal skripsi. Tapi masih jombloh. *UHUK KODE KERAS*

Ya, jadi itulah mengapa saya agak kudis alias kurang disiplin buat ngisi blog (padahal mah dari dulu kudis). Sebulan terakhir ini disibukkan dengan persiapan diri buat seminar proposal skripsi, yang selama ini kalau dengar kalimatnya itu berasa nonton maraton sekuel Insidious pas jam 00.00 sendirian di rumah yang letaknya di tengah-tengah tanah pemakaman. Horror, bro.

Saking sebegitu horror-nya, saya sudah dua kali mengulur-ulur waktu buat daftar seminar. DUA KALI. Pengennya sih maju bulan Desember, terus mundur jadi Januari, dan akhirnya terealisasi di bulan Februari. *yeeeeee!*

That's why, valentine's day kemarin nggak bisa ngerayain soalnya terlalu sibuk persiapan buat seminar sih *YAKELEUS*

Pengajuan berkas untuk pendaftaran dimulai tanggal 16 Feb dan sampai batasnya di tanggal 18 Feb pun saya masih belum bisa melengkapi. Kendala disana-sini. Dengan jurus wajah memelas, akhirnya berkas-berkas bisa juga dilengkapi di tanggal 20-nya, walaupun sebagai imbasnya harus merelakan nama saya yang indah ini dilingkar-lingkarin di mading informasi karena berkas yang belum lengkap. It's ok wae maz.

Malam sebelum seminar, teman-teman team saya datang untuk menginap sambil simulasi seminar saya. Saya presentasi dan mereka menjadi dosen pembimbing dan penguji. Ya walaupun sulit menganggap mereka itu dosen yang bermartabat dan berwibawa, tapi simulasi itu sedikit banyak bisa memberikan gambaran pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul namun tidak tenggelam *ngomongin apa sih*.

Jam 00.00, harusnya tidur ya karena besoknya itu hari penting! Tapi yang terjadi malah "pillow talk" sampai jam 02.00, ......dan....temanya.....malam itu......tentang.....ta'aruf. Sungguh tema yang sangat relate dengan proposal skripsi saya.

Rabu, 20 Februari 2015. SHOW TIME!!!
Jadwal saya itu jam 14.30, tapi saya sudah duduk manis-asem-asin di kampus sekitar jam 11.00. Ada untungnya juga datang (terlalu) awal, karena siang itu ternyata hujan deras. Perasaan menjelang detik-detik seminar proposal itu : nungguin satu jam berasa seminggu, jadi lebih banyak diam dan nggak masuk ke obrolan sekitar, jadi lebih religius, tiba-tiba nggak berasa lapar, dan ingin muntah. Sounds lebay but it was how I feel. Bukan tanpa alasan, seminar proposal inilah awal yang menentukan nasib skripsi selanjutnya. Tadinya berpikir bahwa dosen nggak bakalan tega buat nggak lolosin proposal, eh tapi ternyata ada juga yang benar-benar nggak lolos. Makanya jadi cemas abeeiss.

14.30 lewat-lewat dikit. Ah, akhirnya. Satu hal yang membuat cemas di awal adalah takut salah nyebut nama dan gelar dosen yang berbeda-beda namun tetap satu jua itu. Tapi ternyata kecemasan saya nggak terjadi. Justru terjadi hal lain yang tak dicemaskan sebelumnya, slide-nya macet saat presentasi! Wogh!! Untunglah tak berlangsung lama. Seperti para leluhur bilang, ternyata rasa gugup cuma sampai bagian presentasi di saat awal, selebihnya rileeeks kayak di Maldives.

Setelah 10 menit presentasi, lanjut ke sesi pertanyaan oleh dua pembimbing dan dua penguji. Waini. Part ini juga terasa rileks, menjawab apa yang saya tau, dan tau-tauin apa yang saya jawab alias sotoy huehehe. Kembali gugup saat nggak bisa jawab, but it's okay, they won't eat you, selama itu tidak begitu crusial, palingan cuma disuruh lebih banyak baca lagi.

Sooo, 1 jam telah berlalu dan saatnya.......decision! jeng jeng jeng jeeeeng

Hasilnya, Alhamdulillah proposal diterima dan bisa melanjutkan skripsi, dengan syarat revisi maksimal dua minggu setelah seminar (11/3). *yeeeeee*

Tapi saya menyesal karena terlalu terlena selepas seminar, akhirnya lagi-lagi hampir aja nggak bisa selesaikan revisi tepat waktu.

Perasaan lega usai seminar sifatnya hanyalah sementara, seperti hidup ini. Karena akhirnya tersadar bahwa perjalanan meraih toga masih sungguhhh jauh dengan kendala disana dan disini. Jiwa, raga, materi, semua harus serba siap! Seminar proposal is only the beginning.

WISUDA BULAN JULI, AMIN! :*

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<