Sejujurnya saya cukup tersanjung,
gara-gara postingan terakhir saya diretweet
Pandji (Review BERANI MENGUBAH), grafik visitors blog saya melejit,
ehehe. Bahkan postingan kemaren mencetak rekor bagi diri saya sendiri sebagai postingan
yang paling banyak dikunjungi semenjak saya pertama kali ngeblog (Maret 2012),
yaitu 655 pengunjung, terlepas dari hanya dikunjungi atau dibaca sih. Bagi blogger professional, tentu saja angka itu hanyalah
ibarat tahi lalat ditelapak kaki, nggak penting! Tapi bagi saya, ini cukup
menyipukan (membuat tersipu), karena saya tidak biasa tulisan saya dibaca
orang. Apalagi postingan-postingan terdahulu yang sesungguhnya tidak layak
konsumsi -_-
Sebelumnya, saya ingin memberi peringatan bahwa postingan kali ini
isinya murni curhat. Ehehe.
Postingan ini ditujukan kepada
seorang teman yang protes gara-gara namanya tidak saya sebutkan di postingan
Holiday In Jogjakerdah, padahal dia adalah salah satu orang yang berjasa selama
saya luntang-lantung di sana. Hiks. Dialah yang menjadi saksi mata atas air
mata saya yang tumpeh-tumpeh gara-gara sebuah konflik. Dialah yang suka rela
menampung saya di kontrakannya ketika saya tidak mau pulang. Dialah yang
mendengarkan dan menjadi penengah ketika saya menghadapi konflik itu. Dialah
yang mengajak saya menghabiskan puluhan ribu untuk naik odong-odong
mengelilingi alkid yang tak sampai 5 menit itu. Dialah yang mengajak saya untuk
pertama kalinya menjejakkan kaki di mall yang ada di Jogja, Ambarukmo Plaza
atau disebutnya Amplaz (yang justru menghilangkan kesan elit), yang sempat saya
kira Ambassador Plaza itu. Dialah yang mengajak saya untuk pertama kalinya juga
merasakan gudeg (ahhhh pengen lagiiii). Dialah… Dialah… Dialaaaahhh…. (lebay aje biar orangnya tersanjung).
Kali ini dengan tulus saya
katakanan, terimakasih banyak ya buat anak Pak Wiratno, yang kece, imut, dan
punya lesung pipit ini (btw doi emang suka menyebut dirinya demikian, lewat
tweet-nya, cukup narsis memang). Kalau dirinya tidak ada, entah apa yang
terjadi pada saat masa tegang itu, tidak ada penengah, dan saya pastinya akan
secara harfiah luntang-lantung dijalanan Jogja. Terlepas dari sifatnya yang toa
abis, dimana setiap kata yang keluar dari mulutnya itu seperti ter-setting
dengan volume maksimal, apalagi ketika dia antusias, maka suaranya bisa mengalahkan
jeritan oplet si mandra, atau bajaj bajuri sekalipun, dia ternyata memiliki
sifat yang setia kawan, bertanggung jawab, dan sangaaaa……ttttt penakut.
Penakut? Takut hantu? Bukan. Takut binatang? Bukan. Takut apadong? Takut sama
bapaknya sendiri, Pak Wiratno. Eheheheheheheheheheheheheheheheheheh *ngakak (
-.-)V
Perempuan heboh ini adalah teman
SD saya eh tapi nggak satu SD juga sih. Sekilas info saja, SD dia ini muridnya
cuma 7!! Pintar-pintar banget kan yang sekolah disitu, dari kelas 1-6 SD semua
muridnya selalu masuk 10 besar. *prok prok* ehehe. Lebih miris dari Laskar
Pelangi. Harusnya sekolah dia ini yang dijadikan film. Pasti lebih meledak.
Meledak amarah rakyat dunia sampai-sampai pengen ngebakar itu film. Ehehe.
Tapi, kuantitas kan tidak menentukan kualitas.
Lihat dong dirinya, meski lulus dari SD bermurid 7 orang, tapi dia bisa
mengenyam perkuliahan di Jogja. Artinya dia mampu bersaing juga kan (lebay aje biar orangnya tersanjung).
Lalu bagaimana saya bisa mengenal manusia ini? Saya lupa persisnya, tapi saya
ingat betul waktu itu setiap SD mengirimkan beberapa delegasi (tsaelaaah)
untuk…...belajar senam SKJ 2004.
Saya menjadi delegasi SD saya, dan dia menjadi delegasi SDnya. Dan begitulah
akhirnya saya mengenalnya. Hingga saat ini. Tsaelah. *ngakak*
Daritadi cerita mulu, emang siapa
sih dia? Mana orangnya? (emang ada yang
pengen tau? Kok saya ragu ya) ehehehe.
Nama : Putri Pratami
Usia : 19 Tahun
Hobi : Social Networking (sepertinya tidak bisa hidup tanpa twitter
dan fb)
Kok ini postingan jadi mengarah
ke promosi ya? -_- Padahal niatnya bukan promo loh, sumpeh deh. Tapi kalau dia
mah kayaknya dengan senang hati kalo di promo-in gini. Mangga silahkeun mensyen
@PutriPratamii (sekalian aja dah)
berasa bule |
Teringat sebuah episode Spongebob
Squarepants dimana Patrick Star tiba-tiba berubah menjadi pintar kemudian
perlahan-lahan ditinggalkan orang-orang disekitarnya karena menganggap Patrick
bukan lagi Patrick yang dulu. Lalu Patrick berkata “aku lebih baik menjadi
bodoh daripada aku tidak punya teman”. Bayangkan betapa hampa-nya hidup tanpa
teman. Hidup tanpa pacar sih woles kaleeek, tapi hidup tanpa taman? I couldn’t
imagine. Jadilah dirimu sendiri, maka yang kamu dapatkan adalah teman sejati *berlaku juga untuk jodoh, ehehe*
“teman lebih dari sekedar materi” – Sheila On 7, Sahabat Sejati
*****