A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

23/07/13

Review : BERANI MENGUBAH By Pandji Pragiwaksono



Berawal dari nyasar ke blog Pandji (www.pandji.com), membaca beberapa postingan yang berisi pemikiran-pemikiran kritis beliau, tak jarang membahas masalah berat, namun disajikan dengan bahasa sesederhana mungkin sehingga siapapun dapat mencerna dan memahami pemikiran beliau ini. Pandji tampaknya punya misi untuk mengajak cinta Indonesia dan melakukan perubahan untuk Indonesia, jelas sasarannya adalah generasi muda, yang nantinya akan memegang kendali atas Indonesia. Ketika saya membaca postingan beliau ini, saya merasa menjadi cerdas beberapa tingkat (hehe). Karena banyak hal yang tidak pernah saya tahu atau tidak saya pahami sebelumnya, menjadi tergambar jelas di otak saya. 

Kemudian saya membuka sebuah postingan lama yang berisi versi ebook karya buku pertama beliau : Nasional.Is.Me. Tanpa ragu saya segera mengunduh ebook tersebut, dan tanpa butuh waktu lama pula saya menyelesaikan membacanya. Tanggapan saya? Saya merasa sangat tertampar, saudara-saudara. Saya generasi muda, hanya bisa mengeluh mengapa Indonesia begini dan begitu, sedangkan saya hanya duduk manis tanpa melakukan apapun untuk mengubah keadaan. Dari ebook itu juga saya lebih mengenal lebih jauh tentang Indonesia, baik sejarah, hingga fakta keunggulan Indonesia di mata dunia. Lalu saya jadi berpikir, ‘hey.. Indonesia is not that bad !’ Lebih terkesima lagi setelah mengetahui apa yang Pandji lakukan untuk Indonesia dan bagaimana optimisnya beliau terhadap kemajuan Indonesia. Saya merasa seluruh mahasiswa/pemuda di Indonesia ini harus membaca ebook Nasional.Is.Me ini. Maka saya pun mulai menyebarkannya ke teman-teman :)

Ok, setelah Nasional.Is.Me, tentunya saya penasaran dengan 2 buku Pandji : Merdeka Dalam Bercanda dan Berani Mengubah. Tadinya saya sebagai penikmat Stand Up Comedy ingin mendahulukan buku Merdeka Dalam Bercanda, tapi ternyata yang masih tersedia di Gramedia adalah Berani Mengubah. Tanpa ragu saya pun membeli Buku ini. Cover-nya terlihat simple namun tajam. 

Minta tanda tangan dong mas Pandji :D

Saya selalu suka kombinasi merah dan hitam. Terkesan membara gimana gitu (hehe). Jumlah halaman memang tidak terlalu tebal, tidak sampai 200 halaman dengan 9 bab. Tapi setelah anda membaca, anda akan menyesal telah meremehkan jumlah halaman. Dalam buku ini, Pandji menulis : Jangan terkecoh dengan jumlah halamannya. Kalau diterapkan dengan benar, belum tentu anda bisa menamatkan buku ini dalam waktu lima tahun. “Menamatkan” disini bukan sekadar tamat membaca ya, tapi mengaplikasikannya dalam kehidupan. 

Sebenarnya saya tidak tahu teknik mereview buku, saya ingin me-review bab per bab, tapi saya takutnya malah jadi spoiler. Hehe. Tapi tujuan saya adalah agar anda dapat menyimpulkan apakah anda merasa perlu atas buku ini. Baiklah, mari kita telusuri bab per bab dalam buku ini.

Setelah Nasional.Is.Me. Merupakan bab yang berisi dasar pemikiran Pandji untuk membuat buku ini.

Belajar Politik. Sebagian orang pasti udah melengos duluan kalau mendengar kata Politik. Saya juga, tadinya. Tapi Pandji bilang, kehidupan kita sehari-sehari ini sebenarnya merupakan hasil dari kebijakan-kebijakan politik. Iya, dan kita sebagai masyarakat yang notabene berperan sebagai pemilih dalam pemilu, harus bijaksana menggunakan hak kita. Kita harus memilih orang yang tepat sebagai pembuat kebijakan untuk kehidupan kita sehari-hari. Quote pandji, “Semakin kita buta politik, semakin mereka memanfaatkan kebutaan kita”. Artinya kita harus cerdas dan selektif. Di bab ini, Pandji menguak fakta mengenai persaingan politik dalam pemilu yang terjadi di Indonesia, dengan mengetahui hal ini, nantinya kita tahu bagaimana seharusnya menggunakan hak suara dalam pemilu. Melalui bab ini juga, sedikit-banyak saya mengetahui bagaimana pemerintahan Indonesia di bawah pimpinan presiden-presiden terdahulu, dan bagaimana kisah kelam kerusuhan Mei 1998. 

Belajar Hukum. Kebobrokan penegakan hukum di Indonesia memang sudah jelas terlihat, saya juga geram sendiri melihatnya. Kalau kata Syahrini, terpampang nyata. Menurut Pandji, kita harus belajar dan mengerti hukum. Dengan mengerti hukum, kita akan membantu menegakkan hukum. Saya jadi bersyukur SIM saya nggak nembak. Hehe J Meskipun lama jadinya, saya bangga karena saya benar. Sedikit sharing saja, selama proses pembuatan SIM justru ada aparat yang terang-terangan menawarkan “jasa”. Ironis dengan banner yang berisikan penolakan terhadap suap. Hmm.

Belajar Ekonomi. Di bab ini banyak sekali isinya. Pandji membahas isu kenaikan BBM secara kompilt (ditunjang dengan data, dampak positif-negatif, dan pendapat-pendapat narasumber yang berkompeten). Pandji juga menjelaskan teori dan mengungkap fakta-fakta mengenai kebijakan ekonomi di Indonesia. Hal ini tentu saja membuka mata masyarakat awam seperti saya, ternyata begitulah hubungan industri, infrastruktur, pembangunan terhadap kemajuan ekonomi Indonesia. Bahkan saya cukup tercengang mengetahui bahwa industri tembakau yang selama ini saya tahu sebagai salah satu industri yang memajukan perekonomian Indonesia, ternyata hanya memberikan kontribusi 1% dari total pendapatan nasional. Kalau tahu begitu, topik ini tidak perlu lagi menjadi materi dalam perlombaan debat. Hehe :) Kalaupun masih dijadikan topik, saya akan pede maju menjadi pihak yang kontra :)

Memahami Indonesia. Dalam bab ini, awalnya Pandji akan menjabarkan tentang sejarah bagaimana Indonesia terbentuk dari banyak perjanjian, hingga akhirnya Indonesia mencakup 33 provinsi seperti yang kita tahu saat ini. Tenang saja, sejarah yang ini tidak akan membosankan seperti yang guru sekolah jelaskan dulu. Pandi juga mengungkap konflik yang pernah terjadi di Indonesia, hingga ada beberapa daerah yang terpaksa melepaskan diri karena “tidak dianggap” oleh Indonesia. Dulu para pahlawan berjuang mati-matian untuk merebut wilayah itu, setelah wilayah itu telah dimiliki, sekarang justru kita gagal menjaganya. Nggak kebayang, apa perasaan pahlawan yang dulu memperjuangkannya?

Bersatu Bukan Jadi Satu. Dari judulnya saya sudah setuju. Bersatu bukan berarti satu. Bab ini menarik karena ada part yang menegangkan buat saya. Yaitu pada saat Pandji mewawancarai dua orang ateis, dan Pandji menantang mereka untuk meyakinkan beliau bahwa Tuhan itu tidak ada. Saya khawatir Pandji akan “kalah”. Saya bahkan sempat takut melanjutkan membaca, karena logika ateis ini cukup mengguncang. Hehe :) *Istighfar*Tapi setelah membaca kelanjutan jawaban Pandji atas pertanyaan-pertanyaan itu (kalau saya yang ditanya, saya pasti banyak melongonya), saya kembali menemukan iman saya. *Hamdalah*. Saya juga sangat setuju dengan kesimpulan akhir bahwa : Kita harus menerima. Kita harus terbuka terhadap perbedaan. Bab ini memang mungkin agak sensitive karena membahas perbedaan yang seolah tidak ada penyelesaian. Banyak konflik yang terjadi didasari atas perbedaan. Kembali lagi, kita harus terbuka dan menerima perbedaan. Just that simple. :)

Menciptakan Perubahan. Pandji ada menyinggung mengenai pandangannya tentang ormas FPI, yang pernah saya baca sebelumnya dalam blog beliau. Pandangan beliau ini, sedikit banyak juga mempengaruhi pandangan saya, karena saya mengetahui beberapa fakta yang beliau peroleh langsung dari pimpinan ormas. Mulai tampak pangkal permasalahannya, dan disitulah peran pengubah diperlukan. Pandji mengatakan bahwa untuk berani mengubah juga berarti harus berani fokus. Pandji memasukkan beberapa nama yang memiliki aksi perubahan yang spesifik. Pada bab ini, akan banyak aksi-aksi pemuda yang inspiratif. Pandji juga meyakinkan bahwa kita pun mampu melakukan hal serupa. Aksi Perubahan.

Mendunia. Bab ini banyak membahas bagaimana Indonesia di mata dunia. Ternyata banyak individu Indonesia yang diakui karyanya mampu bersaing dalam skala Internasional, hal ini tentu saja meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia.  Pandji meyakinkan bahwa Indonesia nggak kalah kok. 

Beraksi. Saatnya kita melakukan aksi perubahan untuk Indonesia yang lebih baik!
Saya merasa cukup lega karena menemukan buku ini tepat pada waktunya. Semoga saja tidak terlambat dan masih cukup waktu bagi saya untuk dapat melakukan apa yang saya bisa untuk Indonesia. Highly recommended for Indonesian Youth :)

#Nowplaying : Untuk Indonesia – Pandji Pragiwaksono

2 komentar:

  1. cool deh tulisannya, lanjutkan yah dek, terus menulis dan berkarya :)

    BalasHapus

mau kemana kakak? komen dulu dong...

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<