A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

23/03/17

Ruang Hampa

Alhamdulillah, saya baru saja menyelesaikan pendidikan profesi, tapi peresmian alias wisuda beserta pengambilan sumpah-nya baru akan dilakukan bulan depan, Insha Allah. Artinya sekarang saya adalah manusia tanpa status, mahasiswa bukan, pekerja juga bukan, yah bisa dibilang jobless. Sambil menunggu berkas yang diperlukan untuk melamar pekerjaan, saya merasa hilang arah :)) Walaupun sebenarnya saya ada side-job dari Senin-Jumat, yang mana tidak memerlukan skill tertentu dan bukan disiplin ilmu saya, tetap saya tidak menganggap itu sebuah “job” yang berarti, karena hanya berlangsung paling lama 2 jam per-hari nya. Benar-benar hanya mengisi waktu luang. Jadi beginilah kegiatan tidak menentu saya setiap hari, tanpa rutinitas yang berarti.

Kecuali kamu punya skill lain, kamu seorang entrepreneur, atau kamu punya hobi yang mampu mengalihkan duniamu, pasti banyak mantan mahasiswa yang mengerti  kegalauan di masa peralihan seperti ini. Apalagi untuk anak rantau yang rasanya nanggung mau pulang kampung karena belum ada ijazah, wisuda, dll, jadi mau tidak mau harus tetap tinggal di rantauan walau sudah tidak ada keperluan. Seharusnya ini menyenangkan, karena kamu (akhirnya) bisa bebas melakukan apapun, bisa jalan-jalan meski bukan weekend, tanpa memikirkan tugas-tugas yang belum dikerjakan. Tapi orang-orang kan punya kesibukannya sendiri, mereka tidak bisa selalu ada buatmu dan menemanimu melakukan semua itu. Mau itu pacar sekalipun, dunianya bukan cuma kamu.  (Kayak punya aja, haha). Ups satu lagi, kamu lupa selain jobless, kamu juga moneyless tentunya.

Nah, kalau sudah begini, mulailah timbul perasaan rindu masa-masa ngampus, suasananya, pertemanan-nya, tapi tidak dengan kuliah dan tugas-tugasnya. Ketemu teman-teman setiap hari, makan siang bareng, kerja kelompok sampai sekedar nongki cantik. Apalagi kalau ingat gimana struggle masa-masa ujian. Jauh-jauh ke Jogja untuk ikut try out, 5 hari yang sangat berkesan walau tanpa jalan-jalan selain penginapan ketempat makan. Delapan orang dalam 2 kamar penginapan, dimana pembagian kamar itu hanya berlaku saat mau mandi dan tidur, sisanya selalu barengan. Belajar bareng berdelapan dalam satu kamar sempit, kaki nggak bisa lurus karena harus berbagi tempat. Ada yang di pojokan, depan wc, belakang pintu, sedikit beruntung yang di tempat tidur. Tapi saking cozy nya jadi rawan ketiduran. Belajar sampai larut malam, walaupun kebanyakan ngemil sama ngerumpinya. Atau scrolling Instagram dan melihat teman-teman seperjuangan yang lain sudah berwisata sedangkan kita piknik dengan soal try out. Dari yang seluruh anggota fokus serta on fire membahas soal, sampai satu per satu menarik diri dari diskusi dan memilih bermain handphone atau merem-merem dikit (lama-lama ketiduran). Dari diskusi yang runut dan berbobot, sampai ngelantur kemana-mana karena ngomong setengah sadar setengah tidur. Ketika semua anggota sudah mulai ngelantur, artinya sudah waktunya belajar bareng ini diakhiri lalu beranjak ke tempat istirahat masing-masing. Siap menyongsong hari esok, dengan agenda mencari lokasi ujian berbekal motor sewaan dan segenggam google maps. Agenda ini, tak jarang menimbulkan gejolak pertemanan. Karena pasti ada aja yang kececeran atau nyasar, sehingga memperlambat gerakan rombongan yang lain :))

Selain kebersamaan belajar try out di Jogja, kebersamaan belajar ujian sesungguhnya di sini juga tidak kalah rempong dan ngangeninnya. Belajar di H-seminggu ujian hampir setiap hari, kebanyakan di rumah saya sebagai basecamp, tapi tak jarang juga berkeliling seperti silaturahmi lebaran. Tipe belajarnya seperti biasa kebanyakan ngobrol-nya, tapi kalau sudah serius, fokeus banget. Selain itu juga banyak agenda selingan seperti makan nasi padang, nge-bakso, sampai nge-rujak :))

Sekarang semua itu cuma bisa jadi kenangan. Waktu dijalanin memang semua ini terasa berat dan membuat ingin berkata kasar, hahaha, tapi percayalah ternyata sekarang justru menjadi hal yang ngangenin.

Perasaan saya di masa transisi ini tuh kayak lagi di ruang hampa, melayang-layang tanpa gravitasi. Bukan hampa udara, tapi hampa...kosong, hahaha. Ruang hampa ini, yang bagi sebagian orang mungkin membosankan setengah mati hingga hampir frustasi, tapi saya justru menikmati. Memang pada dasarnya saya anak rumahan yang menyukai sepi tanpa merasa kesepian :)) Kalau kata Tulus “kita butuh ruang sendiri untuk bisa menghargai rasanya sepi”. Cie.

Cuma ilustrasi
 Di ruang hampa dengan waktu luang yang seluas-luasnya ini, seharusnya bisa diisi dengan kegiatan yang dulunya tidak bisa kita lakukan karena kesibukan. Kalau saya sih, kembali menenggelamkan diri dalam novel-novel. Dan mungkin akan mulai kembali mengisi blog ini. AHA! Mungkin nantinya saya bisa review novel yang sudah saya baca :))

0 Comments:

Posting Komentar

mau kemana kakak? komen dulu dong...

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<