Tentang yang Tak Dikata |
Adalah sebuah ketidaksengajaan yang "mempertemukan" saya
dengan karya dari Band ini. Berawal dari iseng nonton tv lokal (PONTV), saat
itu sedang diputarkan video clip yang isinya potongan-potongan adegan teater,
sangat eye-catching, bikin saya jadi menghayati alur cerita beserta lirik-lirik
dalam lagunya. Entah kenapa, rasanya langsung membekas di hati, so touchy :’)
Saking khusyuknya penghayatan saya, sampai-sampai lupa itu
tadi lagu apa dan siapa yang menyanyikan. “Tutup telinga amira... Mendengarlah
dengan dada...” Cuma itu yang terngiang-ngiang di otak & telinga saya.
Saat-saat seperti inilah kita harus menysukuri keberadaan Google dan Youtube.
Singkat cerita, barulah saya paham, lagu barusan itu berjudul Amira,
dinyanyikan oleh Coffternoon, indie band asal Pontianak, sungguh tak menyangka
:’)
Sejak saat itu, rasanya sungguh jatuh hati dengan “Amira”,
liriknya, musiknya, band-nya. Bikin pengen tau dan pengen dengar lebih banyak.
Album! Ya, langsung pengen punya album-nya. Ternyata cukup dengan “Amira” sudah
bikin saya yakin dengan isi keseluruhan albumnya. Tapi sayang sekali, ternyata
albumnya belum selesai digarap
Tak perlu menunggu lama, beberapa bulan yang lalu akhirnya
CD album Coffternoon rilis. Dan tak perlu waktu yang lebih lama lagi, akhirnya
CD album bertajuk “Tentang yang Tak Dikata” itu mendarat sempurna di tangan
saya. Diantar langsung oleh vokalisnya lagi :’D
Daftar Lagu:
01.
Sepanjang Hari
02.
Terpesona Bunga
03.
Tuhan Maha Romantis
04.
Gadis Pas-Pasan
05.
Perempuan Hati Peluru
06.
Romansa Manusia
07.
Halte Usang dan Seorang Bujang
08.
Lapar Mata
09.
Amira
10.
Sepucuk Rindu di Pucuk Waktu
11.
I’ll Stand By You
Price : IDR 50.000 (CD Only)
IDR
75.000 (CD + Book)
For further info --- Twitter, Instagram: @coffternoon
Nah... yang menarik di album ini justru kehadiran buku ini.
Buku yang berisi lirik lagu, ilustrasi (by @matapensil), serta cerita di balik
setiap lagu. Jadi tanggung sekali kalau cuma punya CD-nya :D
Lagu-lagu dalam album ini dikisahkan berkaitan dalam bukunya, seperti bab-bab dalam novel. Saya pribadi suka sekali dengan kalimat demi kalimat di dalamnya, kalau kata LAS!, bikin "mabuk sastra". Menyenangkan sekali. Ending buku ditutup dengan naskah drama Amira, drama yang potongannya pernah saya lihat di TV waktu itu. Setelah menamatkan buku, barulah saya mendengarkan lagu-lagunya, alhasil makna lagunya semakin terasa...
Kurang paham mengenai segmentasi genre musik, yang pasti
lagu dalam album ini sangat easy-listening. 11 lagu dalam album ini dibawakan
secara akustik, memiliki lirik yang puitis nan romantis, suara dan musik yang
merdu nan padu, ditambah lagi alunan biola yang bikin semakin syahdu. Meski syahdu, lagu-lagu Coffternoon ini jauh dari menye-menye, justru cenderung asik, tapi menghanyutkan. Wanita mana yang tak terbang hatinya kalau dinyanyiin lagu-lagu mereka ini #lol. Semua
lagunya asik, tapi Amira tetap jadi favorit dan dapat ruang tersendiri. Entahlah kenapa, padahal bukan pengalaman pribadi :’D
Adalah pantas untuk mengoleksi album ini, mereka seringkali
menemani pagi dan sore saya yang tenang tapi gamang :’D Sukses buat karir
Coffternoon, senang bisa bertemu dengan karya kalian. Beberapa kesalahan
seperti typo dan salah cantumin judul di lirik lagu, mungkin bisa segera
direvisi yes, Bro Bro.
Hanya saja ada pertanyaan di otak saya yang masih belum ketemu jawabannya, maklum, saya terhitung pendengar baru, hihi. (#malubertanya)
Hanya saja ada pertanyaan di otak saya yang masih belum ketemu jawabannya, maklum, saya terhitung pendengar baru, hihi. (#malubertanya)
*Dimana saya bisa menonton rekaman full drama
teater Amira, karena sudah ubek-ubek Youtube ternyata tidak ada :') Penasaran sekali
*Mengapa lagu I’ll Stand By You dan Sepucuk Rindu
di Pucuk Waktu tidak tercantum dalam buku, baik lirik maupun kisahnya?
*Apakah ini bukan album pertama Coffternoon?
Karena waktu saya nonton live, Coffternoon membawakan lagu “Kau Disana” dan
lagu tersebut tidak ada dalam album Tentang yang Tak Dikata.
Sekian.
PS: Beberapa hari yang lalu, Coffternoon mengisi acara ulang
tahun ex-fakultas saya. Wow. akhirnya saya bisa nonton live! Sangat berkesan. Inilah yang memunculkan kembali niat lama
yang hampir tenggelam untuk me-review album Coffternoon disini :D
Dan terimakasih.