Hai.
Tadinya aku sempat berpikir untuk mengabadikan hal-hal menyenangkan denganmu di sini. Namun belum sempat terwujud, kita tiba-tiba sudah sampai di bagian ending-nya. Hahaha, konyol memang. Manusia lagi-lagi hanya bisa berencana. Lalu tulisan ini pun terjadi, karena daripada tidak sama sekali :) Maka izinkan aku mengenangmu :)
Kamu datang dengan permisi. Ragu kuizinkan kamu masuk. Kamu pun barangkali tak begitu yakin untuk singgah, hanya saja kita mencoba, setidaknya kupikir begitu. Ironis memang, belakangan aku sadar, kamu yang membuatku yakin, tapi kamu sendiri tidak yakin. Yang terjadi berikutnya, adalah kemungkinan-kemungkinan buruk yang pernah ku tepis saat aku mulai yakin. Dan kini kamu pula lah yang membuktikan bahwa kemungkinan itu tetap ada, justru terjadi. Tidak ada yang bisa kita salahkan atas apa yang terjadi saat ini, mungkin aku terlalu bodoh, atau kamu terlalu pintar?
Sekian lama berlalu, masih ku ingat jelas rasanya. Bohong jika ku katakan aku tidak terkejut saat itu. Mungkin melebihi sekedar petir di siang bolong. Ini petir yang bersahut-sahutan. Petir pertama belum menemui ujungnya, kamu sambung dengan petir berikutnya. Seakan selama ini hanya disembunyikan awan, lalu disambarkan bersamaan. Petir-petir itu bak bersambut dengan hujan di pelupuk mata yang rasanya sulit berhenti. Kecewa, marah, sedih, semua seperti berlomba untuk naik ke kerongkongan namun tak kuasa untuk ku muntahkan padamu. Aku pun hanya bisa membiarkan semuanya menjadi tanggunganku lalu menelannya sendiri.
Lagu-lagu sedih yang selama ini hanya sekadar terdengar selewat, kini ku yakini kalau lagu itu diciptaan untukku. Penyesalan pasti ada, tapi untuk apa lagi selain menjadikannya pengingat di kemudian hari.
Jika suatu saat kamu iseng dan menemui tulisan ini, tenang saja, petirnya sudah tidak mengejutkanku dan hujannya sudah berhenti. Mungkin masih mendung, tapi aku optimis akan ada pelangi.
Boleh jadi harapan yang kita bangun telah pupus, tapi masih tersisa satu harapan.
Semoga dia mampu memahami jalan pikiranmu yang rumit itu lebih baik dari pada caraku memahamimu...
*tulisan ini lama terpendam dalam draft sejak 2018*
0 Comments:
Posting Komentar
mau kemana kakak? komen dulu dong...