A-Blog!

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

21/07/12

Cerpen Norak bin Alay Jaman SMA Dulu

Hey ho, hari ini hari pertama di bulan Ramadhan berdasarkan hasil sidang Isbat, jadi aku secara serius ingin mengucapkan, "Selamat Menunaikan Ibadah di Bulan Ramadhan" dan sabar-sabar lah kalian menunggu berbuka puasa, jangan diam-diam nyolong pentungan bedug karna gak bakal ngaruh jugaa.

Oke, sekarang jangan terlalu serius lagi. Cerita akan dimulai...
Jadi kemaren aku beresin kardus yang isinya buku-buku jaman SMP dan SMA, rencana mau disortir lagi. Setelah melihat-lihat kedalamnya, hmmm rasanya langsung balik lagi ke jaman-jaman sekolah yang unyu-unyu dulu... Buku-buku pelajaran penuh dengan coretan nama sendiri sampe nama cowok (orang), tanda tangan, dan segala macam curhat, seperti : "KAPAN NIH ISTIRAHAT" ; "SUSAH, GAK NGERTI!" dan juga chatting-an konyol bareng teman sebangku. Ahhh, miss that moment :D Rasanya sayaaaaang banget kalo semua buku itu harus dicampakkan begitu saja!

Sampai akhirnya aku nemu buku tulis, buku PR Bahasa Indonesia. Teringat dulu pelajaran ini sering disuruh karang-mengarang. Ah, aku payah dalam urusan ini. Daaan.... aku nemuin sepucuk cerpen yang sekarang aku akuin, emang sangat NORAK dan ALAY. Aku berniat untuk mengabadikannya disini, biar cerpen bodoh ini bisa aku baca suatu saat lagi nanti. Cerpen ini dibuat waktu baru-baru masuk SMA dan ini cerpen asli, tidak ada editing apapun =.=

Program Ini Membiusku

Dulunya, aku adalah sorang gadis kecil. Gadis kecil yang riang. Gadis kecil yang ceria. Dan terkadang, aku manja. Sebagai anak bungsu, sangatlah wajar dirasa apabila ia manja. Dan apabila si Anak Bungsu menangis, tentulah sang Kakak yang dipersalahkan. Meskipun si Anak Bungsu yang sebenarnya salah yang mengganggu sang Kakak hingga sang Kakak marah. Dasar anak bungsu. Memang begitulah cerita si Anak Bungsu yang selalu dibela di balik kesalahnnya sejak dahulu kala.

Kini aku bukan lagi Anak Bungsu yang manja. Yang suka merengek-rengek minta sesuatu. Yang suka menangis. Yang suka mengadu. Kini aku tumbuh menjadi seorang remaja. Remaja yang orang masanya itu rentan terhadap seluruh kenakalan yang ada. Mulai dari membangkang hingga pergaulan bebas. Di masa remaja pula lah seseorang mengenal yang namanya cinta. Yang kebanyakan mereka tahu, jika cinta makan pacaran. Seperti rumus matematika logika yang diajarkan Pak Satiri di sekolah, yaitu "jika p maka q, lambangnya p --> q". Cinta terdiri dari 5 huruf. C-I-N-T-A. Jika benar apa yang didefinisikan anak-anak remaja tadi, maka artinya aku belum merasakan cinta. Aku belum pernah pacaran hingga usia ini. Usia dimana teman-temanku sudah memiliki pasangan yang disebut pacar. Entah mengapa namanya pacar. Setahuku, pacar adalah nama tanaman pewarna kuku. Ah, tidak lucu. Mereka yang pacaran menjalin hubungannya melalui kata-kata "Kamu mau kan jadi pacarku?" kata si lelaki. Namun ada pula wanita yang mengatakannya. Tapi kurasa lelaki lebih banyak. Kemudian lawannya menjawab, "Ya, aku mau". Maka begitulah kiranya dua orang insan menjalin yang namanya pacaran pada mulanya. Kalau cinta hanya diukur dari pacaran, bagaimana hubunganku dengan orangtua ku? Aku cinta dengan mereka. Apa aku harus pacaran dengan mereka? Pertanyaan bodoh. Tentu saja tidak. Sekarang aku tahu, cinta bukan hanya dengan teman lawan jenis, tetapi juga dengan orangtua, keluarga, sahabat, dan yang paling utama kepada Tuhan.

Hari ini hari sabtu. Aku tak akan melewatkan hari ini begitu saja. Bukan karena aku akAn dengan pacar di malam minggu. Tapi karena aku ingin menonton televisi siang ini. Tepatnya di RCTI pukul 13.00 WIB. Bergegas kuhempaskan tas sekolah dan duduk khidmat di depan sebuah benda gemuk kotak yang kata ayahku bilang ukurannya 21 inci.
"Kenapa buru-buru? Kamu dikejar pocong?" Tanya kakak ku yang dulunya selalu dipersalahkan jika aku menangis.
"Biasalah," Jawabku singkat. Kakak ku ini, yang sudahh mengerti sifatku, langsung mengerti kemudian berlalu meninggalkanku sendirian menunggu sang pangeran kecil ini. Kulihat sejenak jam dinding yang tergantung indah di atas kotak gemuk ini. Masih pukul 12.45 WIB. Akan kutinggalkan sejenak kotak gemuk ini untuk membuang racun air kecil di kamar mandi. Lega rasanya. Kembali aku menghadap kotak gemuk ini.

"Tinggal sepuluh menit lagi," gumamku. Sambil menunggu, terpaksa ku tonton Sergap, sebuah berita tentang kriminal. Aku paling tidak suka dengan berita. Kupikir ini membosankan. Berita adalah program kedua yang kubenci setelah sepak bola. Aku hanya menyukai berita ringan. Bang Napi muncul juga. Menandai acar ini akan segera berakhir. Setelah bang Napi menyerukan " Waspadalah" sebanyak dua kali dengan berapi-api, terdengar musik khas sergap. Tentu kau tahu itu.

Program favorit ku tiba. Pentas Idola Cilik 2. Mungkin kau merasa aneh. Program itu memang untuk anak-anak. Dan aku sudah SMA. Tapi aku suka karena ada pangeran kecil ini. Pangeran ini luar biasa tampan. Tampan sekali. Takka retak sebuah cermin apabila ia berkaca. Justru cermin itu akan tersenyum. Pangeran ini dapat membiusku untuk terdiam saat mendengar suaranya, melihat gerak-geriknya dan menikmati ketampanannya. Dialah Cakka. Sang pangeran kecil berumur 10 tahun yang baru kelas 5 SD. Sang Pangeran yang selalu ku rindukan setiap sabtu. Tapi ini bukan cinta. Ini hanya rasa yang menyenangkan seorang anak SMA atas ketampanan seorang anak kelas 5 SD. Aku tak kan jenuh memandangnya. Ia benar-benar membiusku. Program ini sungguh membiusku. (END)
NILAI DARI BU GURU : 85 (ciyeeeeh)

KOMENTAR SAYA SENDIRI:
Buset! Cerpen jenis apa ini??! Sudut pandangnya gak jelas, apalagi di awal paragraf. Kadang pake 'aku', kadang pake 'ia', 'Si Anak Bungsu',.. apa-apaan? Labil! Antara judul sama isi, cuma nyambung pas menuju ending. Materi isinya loncat-loncat, dari bungsu lah, cinta lah, pacaran lah, eeeh ujung-ujungnya bahas apa coba itu?? Gaya bahasa........no comment -__________- Entah apalah itu.
(Jujur, paragraf terakhir dalam cerpen bikin aku mikir-mikir buat ngepost disini. Benar-benar memalukan)

Bagaimana dengan komentarmu? Sebut saja -__-

5 komentar:

  1. Ane suka kok.. ane nyimak dari awal ampe akhir jalan ceritanya gak bikin ane bosan...
    buktinya aja dapet nilai 85..
    ane gak pernah nonton si cakka dulu..hahaha

    sukurnya gak tulis komentar di kotak komentar sendiri..hahaha

    BalasHapus
  2. wah, bagus tau af. terlepas dari aspek aspeknya, cerpen ini 'polos' apa adanya :D

    BalasHapus
  3. adoooh jadi malu ada yg baca :\
    @agus gatau deh pikiran gurunya lagi gak jernih kali -_- makasi tapi hahaha

    @qisti benar sikiiit, hati2 puasa batal gara2 pitnah :D

    BalasHapus
  4. nice post :)
    ditunggu kunjungan baliknya yaah ,

    BalasHapus

mau kemana kakak? komen dulu dong...

All about my special moments, stories, thoughts, or anything.

Your Number!

Categories

Who is "A"?

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Hello, there! I'm a medical practitioner, hmm but not really... hahaha. It's a pleasure for me to get you here, visitors!

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

To get the latest update of me and my works

>> <<